Saintek Mengabdi 2018 telah resmi dibuka pada tanggal 5 November 2018 di Aula Student Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan tema “Merajut Asa Miniatur Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peran Mahasiswa Sains dan Teknologi”
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Dewan Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (Dema-F Saintek) UIN SGD Bandung mengadakan kegiatan Saintek Mengabdi di Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Kegiatan yang akan berlangsung 5-12 Novermber 2018 tersebut mengusung tema “Merajut Asa Miniatur Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peran Mahasiswa Sains dan Teknologi”.
Pada pembukaan yang dilangsungkan di Aula Student Center, Senin (5/11/2018) Kepala Pusat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN SGD Bandung, Ramdani Wahyu Sururie, mengatakan, fokus utama dari kegiatan ini adalah menjalankan fungsi salah satu dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian. Karena hal tersebut adalah suatu bentuk implementasi, sehingga menitikberatkan agar mahasiswa dapat melek sosial dan harus menyadari bahwa masyarakat itu butuh aksi nyata dari mahasiswa.
“Dulu mahasiswa mengukir sejarah dan terkenal mampu menjatuhkan Presiden Soeharto, maka dalam konteks mahasiswa sekarang, mahasiswa hebat ini adalah mahasiswa yang mampu mengabdikan dirinya di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Ramdani berharap, agar nantinya kegiatan ini dapat bersinergi dan tepat sasaran. “Bagaimana dalam seminggu kegiatan ini efektif untuk mengubah dan melatih masyarakat sehingga dari tidak mampu menjadi mampu, harus ada manfaat langsung yang dirasakan masyarakat seperti bagaimana before dan after-nya harus terlihat, itu prinsip pengabdian,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Saintek Mengabdi, Wildan Wahdani, mengatakan, konsep dasar dari program yang akan disampaikan disana, secara garis besarnya berbasis pada basis lingkungan, edukasi dan pengembangan pangan.
“Output dari kegiatan ini adalah bank sampah yang berorientasi di lingkungan, kemudian edukasi (taman belajar), kemudian penanaman 1000 pohon, itu pengelolaan lahan yang ada di desa. Jadi output dari pengabdian ini masyarakat bisa meningkatkan potensi-potensi yang ada di masyarakat,” ungkap Wildan.
Ia menambahkan, tolak ukur dari keberhasilan pengabdian ini adalah mahasiswa dapat aktif melebur di masyarakat, mahasiswa dapat mengaplikasikan pelajaran dibidangnya masing-masing ke ranah yang realitas, yaitu di masyarakat.
Senada dengan Wildan, Ketua Dema-F Saintek, Asep Saputra, mengatakan, program pengabdian dirasa penting dilaksanakan karena mempunyai manfaat dan dampak yang jelas. Ia menilai, mahasiswa sekarang dalam kesehariannya terlalu difokuskan dengan kegiatan kuliah sampai melupakan salah satu poin Tri Darma Perguruan Tinggi yang sebenarnya adalah pengadian masyarakat.
“Padahal semua ilmu yang kita dapatkan dibangku perkuliahan juga perlu untuk menuntut melihat kondisi masyarakat, sehingga gagasan yang akan kita bawa hari ini yaitu program Saintek Mengabdi mau tak mau itu harus ada, terkhusus di Fakultas Saintek,” ungkapnya.
Salah seorang tokoh masyarakat di desa Cilengkrang yang menghadiri pembukaan, Asep Edi Sopian, mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan pengabdian oleh mahasiswa. Terutama karena pembahasan masalah yang diangkat adalah isu tentang masalah lingkungan hidup.
“Kami sangat berterima kasih terutama kepada mahasiswa yang mudah-mudahan kedepannya dapat menjadi semacam amunisi atau penambah semangat untuk masyarakat. Khususnya masyarakat pemuda disini untuk meningkatkan keinginan yang lebih dalam menata desa yang lebih baik lagi.” Pungkasnya.
Ia berharap, dengan adanya partisipasi dari mahasiswa dalam kegiatan Saintek Mengabdi ini menjadi pemantik semangat terutama bagi masyarakat dalam membantu program sabilulungan bersih di desanya.